Pages

Blogroll

About

Blogger templates

Blogger news

Featured Posts

Kamis, 10 Januari 2013

Globalisasi mengubah Arah Pemikiran Bangsa

Otak Proyek Mobil Listrik Dahlan Iskan, "Pandawa Putra Petir" Retak




Menteri BUMN Dahlan Iskan mengatakan telah terjadi keretakkan di antara lima ahli mobil listrik "Pendawa Putra Petir" akibat perbedaan pendapat soal teknologi yang diadopsi. Kelima putra nasional ini dipilih Dahlan sebagai jantung untuk menjalankan proyek mobil nasional.
"Terjadi perbedaan! Akibatnya ada yang tidak sejalan di antara mereka," kata Dahlan diansir Antara, saat memberi keterangan pers soal uji coba Tucuxi di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, kemarin (8/1/2013). Kelima putra terbaik bangsa itu adalah, Dasep Ahmadi, Danet Suryatama, Ravi Desai, Mario Revaldi dan Ricky.
Dari kelimannya, Danet yang merancang Tucuxi  (sport) dan Dasep Ahmadi untuk mobil listrik kecil dengan nama Achmadi Evina, sangat berbeda dalam aplikasi teknologi.

Gearbox vs tanpa gearbox
"Ada perbedaan konsep. mobil Dasep masih menggunakan gear box atau untuk memindahkan tenaga motor ke roda, sedangkan Danet tidak," jelasnya.
Perbedaan tersebut semakin mengemuka Sabtu (5/1) lalu, saat  terjadi kecelakaan, Tucuxi harus ditabrakkan ke tebing di Plaosan, Magetan, Jawa Timur. "Kecelakaan saat melintasi turunan di kawasan Gunung Lawi itu karena Tucuxi tidak menggunakan "gear box". Akibatnya, kekuatan rem tidak dapat menahan beban berat kendaraaan itu," tegas Dahlan.
Ia menambahkan, saat uji coba mobil Achmadi, juga mengalami kendala, namun pada baterai saat dites dari Depok-Jakarta, dan Jakarta-Bogor. Kelemahan Tucuxi, tidak mampu mengalahkan medan tanjakan dan turunan tajam seperti di Plaosan, Magetan.
Meski demikian, Dahlan mengatakan tidak akan memutuskan hubungan dengan Danet. "Jika Danet memproduksi mobil listrik menggunakan "gear box", mungkin tetap akan saya pesan," ujarnya.
Putra Petir
Lima "Putra Petir" merupakan hasil seleksi dari lebih seribu orang yang mendukung lahirnya mobil listrik nasional. Mereka masing-masing memiliki keahlian dan pengalaman untuk mengembangkan mobil listrik di dalam negeri untuk membangun industri otomotif nasional.
Kelimanya adalah, Dasep Ahmadi, insinyur lulusan ITB dengan pendidikan luar negeri sudah lama bekerja di industri mobil. Danet Suryatama, insinyur lulusan ITS dengan gelar doktor dari Michigan USA, sudah lebih 10 tahun menjadi insinyur di pabrik mobil AS. Selanjutnya, Ravi Desai, lahir dan lulusan Gujarat, ahli di bidang energi dan menekuni konversi energi. Mario Rivaldi, lulusan Inggris dan Jerman - pernah di ITB spesialis merancang sepeda motor listrik. Terakhir, Ricky, lulusan Jepang ahli dalam merancang teknologi motor listrik  dengan beberapa temuannya dipatenkan di Jepang.

Selasa, 08 Januari 2013

Sosiounik : Semarak Habibie & Ainun's movie

waaahhhhh...kalian pasti sudah pada denger tentang film terlaris di tahun 2012 kemarin kan???
yap betul! HABIBIE & AINUN!

tidak salah kalau film tersebut meraih penghargaan atas film terlaris tahun lalu, bayangkan saja..dalam waktu2 pekan film tersebut ditonton sebanyak 2juta penonton! itu artinya dalam waktu sehari berhasil menarik beratus-ratus penonton...pencapaian itu merupakan rekor tertinggi dari semua film yang tayang di bulan Desember 2012 - Januari 2013...hebat nggak tuh???

saya yang pada hari ke-3 peluncuran juga ikut menyaksikan film tersebutpun sangat antusias dalam mengikuti alur ceritanya dari awal sampai akhir, penonton yang datang mengapresiasi film itu dengan sangat baik, tertawa, menangis, terharu... semua bercampur jadi satu dalam studio tersebut..
saya akui Habibie & Ainun adalah film terbaik Indonesia sepanjang sejarah perfilman saat ini, film yang diangkat dari kisah nyata asmara bapak Bacharudin Jusuf Habibie dengan Ibu Hasri Ainun Habibie tersebut sarat akan pelajaran hidup dan banyak mengajarkan arti cinta sejati dalam pengorbanan...pokoknya film ini (kalo kata Syahrini) CETARRR MEMBAHANA BADAI deh...hehehe ;)

oya, ada berita menarik nih bloggers...
karena hebatnya film tersebut, sampai-sampai para petinggi Demokratpun tidak mau ketinggalan dalam menyaksikan tontonan romantis nan berbobot ini...yukkk kita simak beritanya :D


Petinggi Demokrat Nonton "Habibie & Ainun"


Petinggi Demokrat Nonton
(Ki-ka) Bendahara Umum PD Sartono, Ketum PD Anas Urbaningrum, mantan Presiden BJ Habibie, dan sutradara film 'Habibie & Ainun' Faozan Rizal berfoto bersama
Masih dalam rangka merayakan tahun baru 2013, Partai Demokrat mengadakan acara nonton bersama film Habibie & Ainun di XXI Epicentrum Walk, Selasa, 8 Januari 2013.

Selain menghadirkan para petinggi Demokrat, acara itu juga mengundang Bacharuddin Jusuf Habibie sebagai tokoh sentral yang inspiratif dalam film itu.

Film ini diakui banyak pihak pandai menguras emosi penonton. Bahkan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang beberapa waktu lalu menyaksikan film ini, sempat terharu. Kali ini, Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum pun mengaku ikut terhanyut dengan kisah Habibie dalam film tersebut.

Menonton film yang menarik perhatian lebih dari dua juta penonton dalam dua pekan itu, Anas mengaku menangis empat kali. "Kalau dihitung saya tadi empat kali brebes mili. Artinya, film ini berhasil menggambarkan sosok Ainun dan Habibie yang sesungguhnya. Sutradaranya berhasil menggambarkan keduanya sebagai representasi cinta sejati yang sangat baik," komentar Anas usai menonton.

Menurut dia, film produksi MD Pictures itu sangat menginspirasi dan menggugah untuk menularkan virus cinta sejati.

Bagi Anas, kekuatan cinta bisa menorehkan sejarah. Itu dicontohkan melalui hubungan Habibie dan Ainun yang difilmkan. "Janji Habibie pada Ainun ternyata bisa menjadi turbin penting dalam sejarah Indonesia. Padahal, tadinya itu hanya janji dua anak manusia," ujarnya.

Ia mengenal Habibie sejak masih terlibat dalam Himpunan Mahasiswa Islam dan pada 1998 mengundang Presiden ke-3 RI itu menjadi keynote speaker dalam pertemuan mahasiswa yang diprakarsainya.

Menurut dia, Habibie merupakan sosok pemimpin yang perlu diteladani. Anas mengakui, ia belajar banyak dari kisah cinta maupun kehidupan Habibie dan Ainun. Menonton film itu, Anas memahami pentingnya keluarga sakinah.

"Cinta sejati itu bisa menggerakkan prestasi," imbuhnya.

Dari sosok Habibie, Anas belajar untuk menghormati para mantan pemimpin maupun pemimpin yang masih menjabat, sebagai salah satu penghargaan generasi saat ini. "Apalagi, sosoknya memang perlu dipelajari dan dicontoh," ungkapnya.

sumber : viva.co.id

Diskriminasi Sosial

RSBI DIBUBARKAN bloggers! apa yang kalian fikirkan tentang masalah ini? stuju atau tidak?

kita selidiki beritanya yuukkk... :O

 

MK Bubarkan RSBI, Pengamat: Diskriminasi Pendidikan Harus Dihapus


Jakarta - Mahkamah Konstitusi (MK) menghapuskan Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) yang berada di sekolah-sekolah pemerintah. Sekolah-sekolah yang sudah mencanangkan RSBI harus dikembalikan pada sekolah sebelumnya.

"Baguslah, kan mengembalikan pada (kondisi) sekolah sebelumnya. MK sudah menolaknya, harus dipatuhi semua pihak," ujar pengamat pendidikan Darmaningtyas kepada detikcom, Selasa (8/1/2013) malam.

Darmaningtyas berasalasan sekolah sebelum RSBI lebih baik karena tidak ada diskriminasi di dalamnya. Pendidikan harus dikembalikan pada tujuan awal tanpa membedakan siswa miskin maupun kaya untuk mendapat pendidikan berkualitas.

"Artinya berarti kan tidak ada diskriminasi, tidak ada pembedaan di sekolah-sekolah. Kembalikan pada peraturan sebelum RSBI. kan RSBI barang baru," bebernya.

Peraturan terkait sekolah berstandar internasional sendiri tertuang dalam Permendiknas No. 79 Tahun 2009 Tentang Sekolah Berstandar Internasional. Menurutnya, permendiknas ini harus dihapuskan.

Seperti diketahui, para orang tua murid dan aktivis pendidikan menguji pasal 50 ayat (3) UU Sisdiknas karena tak bisa mengakses satuan pendidikan RSBI/SBI ini lantaran mahal. Mereka adalah Andi Akbar Fitriyadi, Nadia Masykuria, Milang Tauhida (orang tua murid), Juwono, Lodewijk F Paat, Bambang Wisudo, Febri Antoni Arif (aktivis pendidikan).

"Saya senang dengan putusan ini karena MK berpihak kepada rakyat, hormatilah keputusan hukum. Jangan sampai tidak ada RSBI, tapi ada yang setipe," kata wali murid, Widi yang anaknya sekolah di SMA 68.

Sumber : detik.com

Sosial Kemasyarakatan

ricuh lagi ricuh lagi.........

 

Unjukrasa Menuntut Kesehatan Gratis Ricuh



UDI ISWAHYUDI/"PRLM"



INDRAMAYU, (PRLM).- Aksi unjukrasa ratusan orang dari Gerakan Masyarakat Indramayu Bersatu (GMIB) di depan pintu masuk pendopo Indramayu ricuh, Selasa (8/6) sekira pukul 11.00 WIB. Masa terlibat aksi saling dorong dengan aparat kepolisian saat berusaha menemui Kepala Dinas (Kadis) Kesehatan Kab.Indramayu yang sedang berada di dalam pendopo setempat. Dalam aksinya, pendemo menuntut jaminan kesehatan gratis bagi warga miskin.
Kericuhan yang sempat terjadi tersebut lantaran sejumlah pengunjukrasa mendengar Kadis Kesehatan, Kab. Indramayu dr.H. Suwardi, berada di pendopo. Namun keinginan pendemo terkendala. Pasalnya merela dihalangi barikade penjagaan polisi dari Polres Indramayu. Akhirnya aksi saling dorong antara masa dan polisi pun tidak terhindarkan. Namun kericuhan bisa diredam, setelah suwardi menemui para pengunjukrasa.
Dalam aksinya pendemo menuntut Pemerintah Kabupaten Indramayu untuk menggratiskan pelayanan kesehatan bagi rakyat miskin yang sesuai dengan jaminan kesehatan masyarakat miskin (jamkesmaskin). Pendemo menilai pemerintah setempat selama ini masih tebang pilih dalam melayani pelayanan kesehatan baik di puskesmas maupun rumah sakit daerah. Karena selama ini kartu jamkesmaskin banyak terjadi salah sasaran. Bahkan masih banyak masyarakat dari keluarga miskin yang tidak dapat memiliki kartu tersebut. Ironisnya lagi, masih terjadi banyak pungutan liar kepada para pengguna Jamkesmas. Ditambah lagi pelayanan yang diberikan melalui Jamkesmas tidak sepenuhnya gratis dan masih banyak pungutan.
"Kami meminta kepada pihak terkait untuk segera melakukan perbaikan pelayanan kesehatan. Gratiskan semua biaya kesehatan bagi warga miskin. Di samping itu, tindak dan adili bagi instansi atau oknum pelayanan kesehatan yang melakukan pungutan liar di luar ketentuan. Serta pihak dinas kesehatan segera mungkin untuk melakukan pendataan ulang bagi masyarakat penerima Jamkesmas dan Jamkesda sesuai dengan data warga miskin, " pinta Wandi, kordinator lapangan.
Sementara itu, Kadis Kesehatan Kab. Indramayu, dr. H.Suwardi yang menemui pengunjukrasa berjanji akan melakukan pelayanan kesehatan gratis bagi masyarakat miskin dan akan mendata ulang masyarakat miskin yang masih belum mendapatkan kartu jamkesmas. Menurutnya kartu jamkesmas sudah dibagikan secara merata untuk yang berhak menerimanya.
"Bagi warga miskin tidak dipungut biaya ketika berobat ke rumah sakit atau puskesmas. Kami berjanji akan menindak tegas jika ada oknum yang melakukan pungutan, " jelas Suwardi
Setelah di temui Kadis Kesehatan didampingi direktur RSUD Indramayu dr. H. Dedi Rohendi. Pendemo kemudian membubarkan diri. Mereka mengancam akan menggelar aksi lebih besar lagi bila tuntutannya tidak dapat direalisasikan. Massa lantas mendatangi gedung DPRD setempat. Namun di tempat ini tidak satupun anggota dewan yang menemui pendemo.

Modernisasi

hello bloggers...
saat ini banyak sekali teknologi canggih yang bermunculan di dunia, tak terkecuali di Indonesia...
produk-produk terkenal luar negeri terus bersaing dan memperbaharui produknya agar tetap eksis dan tidak tersisih dari maraknya teknologi modern yg ada saat ini,

yang sangat banyak diminati yaitu laptop, handphone, dan kamera. merk-merk terkenal seperti apple, samsung, blackberry, dan nokia kini semakin gencar dalam memproduksi handphone baru dengan aplikasi yang lebih canggih juga tentunya...kamera SLR pun tak mau ketinggalan dalam mempromodikan produk barunya, alhasil merk-merk ternama tersebut kini semakin banyak peminatnya, bahkan peluncuran produk pertamanya pun langsung diserbu oleh masyarakat...

untuk lebih jelasnya, mari baca artikel di bawah ini ^_^



Blackberry Android, PC tablet i-Pad, and SLR Camera

Seiring majunya perkembangan teknologi di kalangan masyarakat luas, secara otomatis pasti akan bertambah maju pula yang namanya teknologi komunikasi. Apalagi di jaman serba modern ini, semua orang pasti memiliki alat komunikasi yang disebut telepon seluler atau lebih sering dikatakan handphone atau disingkat HP. Tidak hanya orang dewasa atau remaja saja yang menggunakan HP tersebut, bahkan sampai anak kecil pun sekarang memakai HP. 


            Teknologi yang sedang populer di kalangan masyarakat sekarang yaitu maraknya penggunaan Blackberry dan handphone Android. Para remaja yang memakai blackberry maupun handphone Android pasti mereka menjudge dirinya keren, gaul dan mengikuti perkembangan teknologi yang sedang ramai dibirakan di dunia luar sana. Padahal fungsi utamanya sama seperti handphone-handphone biasa yaitu untuk berkomunikasi. Bedanya hanya pada fitur-fitur yang terdapat seperti Blackberry terdapat Blackberry Messanger yaitu seperti layanan chatting dan juga yang terdapat pada handphone Android yaitu WhatsApp. Selain itu juga ditambah dengan layanan internet dan Wi-Fi jadi tidak perlu menggunakan pulsa telefon. Lalu ditambah pula dengan aplikasi-aplikasi lainnya seperti edit foto maupun aplikasi kamus bahasa inggris dan lain sebagainya yang sekiranya hanya terdapat pada alat komunikasi yang canggih seperti Blackberry maupun handphone Android. Fitur-fitur bagus yang ditawarkan oleh para pencipta teknologi canggih yang seperti itulah yang menggiurkan para masyarakat untuk memakai handphone yang tidak hanya digunakan telefon maupun sekadar mengirim pesan singkat. Dengan adanya fitur-fitur cangih, mereka juga dapat mengambil sisi positifnya yaitu lebih cepat mengakses berita dengan cepat melalui internet handphone.
            Teknologi populer lainnya yang sedang marak yaitu PC Tablet iPad atau tab. Kedua benda tersebut sekarang lagi marak-maraknya sekali di masyarakat khusunya di kalangan para remaja. Semenjak kemunculan komputer PC Tablet iPad atau tab, kedua benda tersebut langsung diserbu dan sekarang bukan menjadi hal yang “waw banget” di mata orang-orang. Sekarang telah menjadi hal yang biasa. Dimana-mana banyak orang memakai komputer PC Tablet iPad maupun tab. Apalagi bagi para pencinta game, dengan kemunculan dua benda tersebut membuat mereka semakin menggila dengan game karena bentuk dan tampilan mereka yang semakin oke dan sip. Bagaimana tidak, PC Tablet dan yang besarnya hanya sebuku tulis yang kecil dan praktis dibawa kemana-mana, tidak berat seperti laptop ditambah dengan layar sentuh pula, semakin memudahkan bagi pecinta game maupun juga yang gemar mengakses internet. Tentuna satu hal yang tak ketinggalan yaitu menambahkan tittle keren bagi mereka-mereka yang mempunyai benda tersebut.

            Satu lagi fenomena dari kecanggihan teknologi populer yaitu kamera SLR (Single Lens Reflex). Kamera tersebut populer sekali di jaman sekarang dan bukan menjadi hal yang “waw”, sekarang sudah menjadi hal biasa. Kamera digital sudah tidak ada apa-apanya di jaman sekarang ini karena fenomena kamera SLR yang semakin melambung di kalangan para masyarakat. Bahkan sekarang, kalau foto tidak menggunakan SLR rasanya kurang keren dan kurang apik. Maka dari itu, terutama para remaja, sekarang berlomba-lomba foto menggunakan SLR agar mendapatkan tittle keren dan gaul.

Jumat, 04 Januari 2013

Sosiologi Konflik

wah...baru-baru ini banyak diberitakan tentang peraturan baru di Aceh Utara, tepatnya di Lhokseumawe bahwa akan diberlakukan larangan bagi para wanita muslimah untuk duduk mengangkang saat membonceng motor bersama laki-laki...

bloggers pada setuju sama aturan itu nggak? kalau menurut saya, aturan tersebut memang bertujuan untuk melindungi harkat dan martabat wanita karena sesuai dengan syariat Islam...
namun aturan tersebut tidak harus langsung diterapkan begitu saja tanpa adanya kesiapan dan persiapan terlebih dahulu, terutama bagi para wanita,

saat ini dikabarkan bahwa peraturan tersebut banyak menuai konflik dan protes khususnya dari pihak wanita karena mereka menganggap aturan tersebut hanya akan membatasi wanita dalam beraktivitas...

untuk lebih jelasnya, mari simak berita di bawah ini...check this ouuuttt ;)



Komnas Perempuan Kecam Aturan Tentang Posisi Duduk Perempuan Aceh 

 



Sosiologi Pendidikan

KOMPARASI PENDIDIKAN DENGAN NEGARA TETANGGA
bloggers, walaupun saat ini pendidikan di negara Indonesia masih terbilang belum maju dibanding negara-negara lainnya, namun kita telah melaukan berbagai usaha dalam memajukan pendidikan di Negara kita tercinta ini...kalian tidak perlu khawatir, karena melalui berbagai usaha tersebut anak didik kita telah banyak yang meraih kejuaraan hingga tingkat Internasional di berbagai Negara dalam bidang pendidikan baik akademik maupun non akademik


Ilmu pengetahuan merupakan sebuah jalan untuk mempermudah kehidupan umat manusia. Ketika manusia sudah memiliki ilmu pengetahuan maka tingkat kehidupannya pun semakin membaik. Agar seluruh masyarakat memiliki ilmu pengetahuan secara merata, maka dibuatlah sebuah sistem agar ilmu pengetahuan mampu dipelajari dengan mudah. Pendidikan adalah sebuah sistem yang didalamnya terdapat komponen-komponen penunjang dalam usaha mencapai tujuan mencerdaskan masyarakat. Setiap negara memiliki tujuan dan sistem pendidikan yang berbeda sesuai dengan visi dan misi negara mereka. Indonesia merupakan negara yang sangat mementingkan pendidikan, hal ini tertuang dalam Undang-Undang Dasar ’45  yang merupakan pondasi dasar negara ini. 
Kita mampu melihat sejauhmana perkembangan pendidikan di Indonesia jika dibandingkan dengan negara lain dengan melihat aspek-aspek pendidikan yang global. Aspek pendidikan secara global mampu dilihat melalui aspek pendidik, anak didik, alat pendidikan, dan tujuan pendidikan. Indonesia negara yang saat ini menganggarkan 20% APBN nya untuk pendidikan terasa masih sangat kurang untuk memenuhi kebutuhan proses pembelajaran. Aspek-aspek pendidikan yang akan penulis kaji  merupakan mempunyai tujuan untuk membandingkan tingkat keberhasilan pendidikan di Indonesia dengan negara tetangganya. Untuk mengetahui perbandingan aspek-aspek ini, kita harus mengetahui dahulu pengertian dari masing-masing aspek.
Pendidik adalah orang dewasa yang telah dianggap mampu bertanggung jawab terhadap apa yang diajarkan kepada anak didik. Sedangkan anak didik adalah individu yang butuh bimbingan dan arahan dalam bertingkah laku dari pendidik. Aspek yang lainnya yakni alat pendidikan yang merupakan sarana untuk mencapai tujuan pendidikan yang didalamnya berisi komponen pendidikan yang bersinergi satu sama lain. Sedangkan tujuan pendidikan di setiap negara berbeda-beda sesuai dengan tujuan negara dalam menciptakan generasi penerus bangsa. Bisa dikatakan bahwa tujuan pendidikan adalah mentransformasikan seluruh nilai dan norma serta perkembangan ilmu pengetahuan kepada generasi penerus.
Tujuan penulis membandingkan pendidikan di Indonesia dengan negara lain dapat dikatakan sama seperti pendapat Kendall dan Nicholas Hanc yang dikutip dari  Nur  (2002:4) yang menjelaskan bahwa tujuan perbandingan pendidikan adalah untuk mengetahui prinsip-prinsip apa yang sesungguhnya mendasari pengaturan perkembangan sistem  pendidikan nasional. Indonesia pada tahun 2011 mengalami penurunan peringkat prestasi pendidikannya. Jika di tahun 2010 Indonesia berada pada peringkat 65 dari 127 negara yang disurvei oleh UNESCO, kini pada tahun 2011 Indonesia berada pada urutan 69. Hal ini sungguh menyesakkan bagi kita masyarakat Indonesia yang telah dianggarkan 20% dari total APBN  untuk pendidikan. Penilaian UNESCO terkait aspek-aspek angka partisipasi pendidikan dasar, angka melek huruf pada anak usia 15 tahun ke atas, angka partisipasi menurut kesetaraan jender, dan angka bertahan siswa hingga kelas V sekolah dasar.
Bila melihat aspek diatas, maka wajarlah bila Indonesia masing dianggap sebagai negara yang jauh dari negara Jepang yang pada survei pada saat itu  menjadi negara  peringkat pertama dalam kualitas pendidikan. Indonesia memang masih lebih baik dari  negara tetangga yakni, Filipina, Kamboja, dan Laos. Tetapi bagaimana dengan negara tetangga yang lain yang berada dalam satu wilayah Asia Tenggara seperti Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam. Ketiga negara tersebut berada jauh diatas Indonesia dalam hal pendidikan. 
Aspek penilaian UNESCO memang berkaitan dengan aspek-aspek yang penulis sebutkan sebelumnya. Tenaga pendidik di Indonesia masih jauh dari kata profesional, masih banyak guru yang mengajar tidak pada kompetensinya dan bahkan mengajar lebih dari satu pelajaran atau berpindah tempat mengajar dari satu sekolah ke sekolah lain hanya untuk mencukupi kebutuhan ekonominya. Guru di Indonesia masih sangat minim akan penguasaan metode pembelajaran. Sikapnya yang otoriter seringkali membuat siswa menjadi kaku dan tidak berkembang. Belum lagi masih banyak guru di Indonesia yang hanya mengenyam jenjang pendidikan Sekolah Keguruan dan bukan lulusan dari universitas ilmu keguruan.
Negara-negara tetangga yang berada jauh diatas Indonesia dalam peringkat pendidikan, tingkat perekonomian mereka sangat baik sehingga tenaga pendidik tidak perlu resah dan bekerja secara profesional dalam usaha mencerdaskan anak didik. Jenjang pendidikan yang sudah selayaknya bagi seorang guru dan  sikap profesional dengan hanya mengajarkan mata pelajaran yang ia kuasai ditambah dengan penguasaan metode pembelajaran, mampu menciptakan suasana pendidikan yang baik. Namun saat ini Indonesia sedang berbenah mencarikan solusi untuk meningkatkan mutu guru dengan program sertifikasi dan macam-macam pelatihan guna menciptakan guru yang berkualitas baik.
Anak didik adalah individu yang unik dan membutuhkan bimbingan dan arahan dari para pendidik guna mencapai kedewasaannya. Setiap anak didik yang ada di Indonesia sejatinya terlahir dengan bakat yang dibawanya masing-masing. Akan tetapi, bangsa Indonesia belum mampu mewadahi potensi-potensi anak didik. Pendidikan masih sangat mahal bagi rakyat Indonesia, sehingga membuat banyak potensi anak didik tidak berkembang sebagaimana seharusnya. Sistem pendidikan di Indonesia masih banyak berpatokan pada hasil daripada prosesnya.
Hal ini tanpa kita sadari membuat anak didik hanya terfokus pada aspek kognitif dalam tujuannya sebagai siswa di sekolah. Guru di sekolah pun bersikap sebagaimana robot yang selalu mematuhi aturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Sikap tenaga pengajar seperti hanya mementingkan bagaimana upaya mereka secepat mungkin dalam  penyampaian materi kepada siswa tanpa memperhatikan kembali daya nalar dan pemahaman siswa itu sendiri terhadap materi ajar.
Ironis memang ketika Ujian Nasional (UN) dijadikan sebagai patokan kelulusan siswa dalam penguasaan materi pada jenjang pendidikan tertentu tanpa mengindahkan aspek lainnya, yang bisa juga dinilai sebagai bahan pertimbangan oleh tenaga pendidik. Sistem pembelajaran seperti ini membuat siswa sulit berkembang dalam usahanya menjadi manusia seutuhnya sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Berbeda dengan negara tetangga yang sudah lebih tertata dalam upaya mewadahi bakat siswa. Malaysia misalnya, pada jenjang Lower secondary education (Sekolah Menengah Pertama jika di Indonesia), sudah dipetakan para siswanya untuk mengetahui bakat dan minat siswa pada jurusan sain, seni, teknik atau vokasional. Dengan cara ini, Malaysia telah mampu membuat peringkat pendidikannya di mata dunia lebih baik dengan tentunya masih banyak aspek lain sebagai faktor-faktor pendukung.
Selanjutnya berbicara mengenai alat pendidikan. Alat pendidikan disini tidak hanya berupa fasilitas sekolah seperti ruang kelas, meja, kursi, dsb. Yang akan kita sebut sebagai alat pendidikan di lapangan, sedangkan kurikulum, silabus, dan rencapa pelaksanaan pembelajaran (RPP) juga merupakan alat pendidikan yang akan kita sebut sebagai alat pendidikan di luar lapangan. Sudah dijelaskan sebelumnya bahwa kurikulum pada setiap negara berbeda dan biasanya mengikuti keinginan negara masing-masing dengan acuan prospek jangka pendek dan jangka panjang. Di Indonesia, fasilitas di lapangan sangat minim dari ideal yang diharapkan. Banyak sekali sekolah-sekolah dalam kondisi rusak dan tak layak pakai hingga fasilitas penunjang lainnya. Bila kita cermati negara Singapura, sekolah mereka telah berada dalam keadaan yang sangat baik sehingga siswa dan guru pun menjadi lebih termotivasi dalam proses pembelajaran. 
Kurikulum di negara tetangga Malaysia menciptakan pembagian sekolah hampir sama dengan di Indonesia. Terdapat sekolah kejuruan, sekolah umum, dan sekolah keagamaan hingga tingkat universitas. Akan tetapi terdapat perbedaan diantara keduanya. Sistem pendidikan Indonesia menjadikan UN sebagai tolak ukur kelulusan dan jika ingin masuk ke jenjang berikutnya masih terdapat tes lagi, tetapi di Malaysia pada setiap jenjang pendidikan tidak menjadikan UN sebagai tolak ukur dan hanya sebagai uji kemampuan. Malaysia membuat jenjang pendidikan yang lebih tinggi memantau siswa di jenjang sekolah yang lebih rendah untuk calon siswanya. Tentunya pemantauan ini terkait dengan kebutuhan sekolah yang akan merekrutnya sesuai dengan minat dan bakat siswa itu sendiri.
Oleh karena banyak siswa di Malaysia melakukan yang terbaik dalam seluruh aspek pendidikan demi mendapatkan sekolah yang terbaik di jenjang pendidikan selanjutnya. Indonesia dengan penerapan UN sebagai tolak ukur kelulusan dan terdapat tes lagi untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi membuat banyak siswanya menjadi letih dan menekan mental. Ini telah terbukti banyak membuat siswa berprestasi pun bisa gagal untuk menempuh sekolah impian selanjutnya.
Tujuan pendidikan Indonesia menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Setiap negara pasti memiliki tujuan pendidikan yang berbeda baik secara terang atau pun tersembunyi. Akan tetapi yang terpenting adalah bagaimana mencapai tujuan itu sendiri dengan bantuan ketiga aspek lainnya.
Sebuah dilema pendidikan di Indonesia muncul ketika tujuan pendidikan yang sudah dicanangkan secara luhur tetapi tidak dapat didukung oleh faktor-faktor lain yang seharusnya menopangnya. Seperti yang penulis sebutkan diatas bahwa aspek pendidik, anak didik, dan alat pendidikan merupakan jalan untuk pencapaian tujuan harusnya berada dalam kondisi yang baik. Bila kondisi tiga aspek pendidikan ini telah berada dalam kondisi yang baik, maka tujuan pendidikan pun sangat mudah diraih. Indonesia dengan banyaknya jumlah penduduk dan kasus korupsi yang sangat besar menggerogoti tiga aspek pendorong pencapaian tujuan pendidikan. Bagaimana mungkin tujuan bisa terlaksana dengan baik bila penopang tujuan tidak dibangun dalam kondisi baik.
Bila dibandingkan dengan negara tetangga, mereka mempunyai tujuan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan negaranya. Namun, seperti yang telah dijelaskan diatas bahwa ketiga aspek pendidikan mereka sangat mendukung dalam menopang tujuan pendidikan. Jika hal ini terus berlanjut tanpa ada daya kreatifitas dari guru dan pihak sekolah hingga pemerintah, maka bukan tidak mungkin Indonesia akan semakin turun peringkatnya dalam tatanan sistem pendidikan dunia.